Unsur
-
Unsur Dalam Drama
A.
Unsur - Unsur Dalam Drama
Unsur dalam
drama terdiri atas:
1.
Tokoh
Tokoh dalam drama disebut tokoh
rekaan yang berfungsi sebagai pemegang peran watak tokoh. Itulah sebebanya
istilah tokoh juga disebut karakter atau watak. Istilah penokohan juga sering
disamakan dengan istilah perwatakan atau karakterisasi (tidak sama dengan
karakteristik) (Saliman : 1996 : 32).
Menurut Akhmad Saliman (1996 : 25
: 27) berdasarkan peranannya di dalam alur cerita tokoh dapat diklasifikasikan
menjadi 3 macam yakni :
a. Antagonis, tokoh utama berprilaku jahat,
b. Protagonis, tokoh utama berprilaku baik,
c.
Tritagonis, tokoh yang berperanan sebagai tokoh pembantu.
Selain itu, masih menurut Akhmad
Saliman (1996 : 27) berdasarkan fungsinya di dalam alur cerita tokoh dapat
diklasifikasi menjadi 3 macam juga, yakni :
a. Sentral, tokoh yang berfungsi
sebagai penentu gerakan alur cerita,
b. Utama, tokoh yang berfungsi
sebagai pendukung tokoh antagonis atau protagonis,
c.
Tokoh pembantu, tokoh yang berfungsi sebagai pelengkap penderita
dalam alur cerita.
Masih berkaitan dengan tokoh ini, ada
istilah yang lajim digunakan yakni penokohan dan teknik penokohan. Penokohan
merujuk kepada proses penampilan tokoh yang berfungsi sebagai pembawa peran
watak tokoh cerita dalam drama. Sedangkan teknik penokohan adalah teknik yang
digunakan penulis naskah lakon, sutradara, atau pemain dalam penampilan atau
penempatan tokoh-tokoh wataknya dalam drama.
Teknik penokohan dilakukan dalam rangka
menciptakan citra tokoh cerita yang hidup dan berkarakter. Watak tokoh cerita
dapat diungkapkan melalui salah satu 5 teknik di bawah ini:
a.
Apa
yang dipikirkan, dirasakan, atau dikehendaki tentang dirinya atau tentang diri
orang lain.
b.
Lakuan,
tindakan,
c.
Cakapan,
ucapan, ujaran,
d.
Kehendak,
perasaan, pikiran,
e.
Penampilan
fisik.
Tokoh watak atau karakter dalam drama
adalah bahan baku yang paling aktif dan dinamis sebagai penggerak alur cerita.
Para tokoh dalam drama tidak hanya berfungsi sebagai penjamin bergeraknya semua
peristiwa cerita, tetapi juga berfungsi sebagai pembentuk, dan pencipta alur
cerita. Tokoh demikian disebut tokoh sentra (Saliman, 1996 : 33).
Penokohan, gerak, dan cakapan adalah tiga
komponen utama yang menjadi dasar terjadinya konflik (tikaian) dalam drama.
Pada hakekatnya, konflik (tikaian) merupakan unsur instrinsik yang harus ada di
dalam sebuah drama.
Tokoh cerita dalam drama dapat diwujudkan
dalam bentuk 3 dimensi, meliputi:
a.
Dimensi fisiologi, yakni ciri-ciri fisik yang
bersifat badani atau ragawi, seperti usia, jenis kelamin, keadaan tubuh, ciri
wajah, dan ciri-ciri fisik lainnya.
b.
Dimensi
psikologi, yakni ciri-ciri jiwani atau rohani, seperti mentalitas, temperamen,
cipta, rasa, karsa, IQ, sikap pribadi, dan tingkah laku.
c.
Dimensi
sosiologis, yakni ciri-ciri kehidupan sosial, seperti status sosial, pekerjaan,
jabatan, jenjang pendidikan, kehidupan pribadi, pandangan pribadi, sikap hidup,
perilaku masyarakat, agama, ideologi, sistem kepercayaan, aktifitas sosial,
aksi sosial, hobby pribadi, organisasi sosial, suku bangsa, garis keturunan,
dan asal usul sosial.